Situs Watu Guling Desa Datar Kec. Sumbang

Situs Watu Guling terdapat di Desa Datar, Kec. Sumbang di sebelah selatan pemakaman umum Desa Datar. Dinamakan situs Watu Guling, menurut cerita masyarakat setempat batu tersebut berasal dari pegunungan daerah selatan yang ditendang oleh Bima dan jatuh berguling – guling  dan berhenti  di daerah yang datar yang kemudian dinamakan Desa Datar.

Sebenarnya situs tersebut merupakan tempat pemujaan arwah nenek moyang pada zaman prasejarah yang pada awalnya merupakan punden berundak  yang berorientasi ke arah utara selatan mengarah kepada gunung Slamet, dan diyakini sebagai tempat bersemayamnya para arwah nenek moyang, akan tetapi karena  pengaruh  alam  dan  ketidaktahuan masyarakat setempat, teras pertama dan kedua  sudah tidak ada  dan langsung menuju teras ketiga.
Peninggalan yang terdapat  pada situs tersebut antara lain :
– Batu Menhir 2 buah dengan ukuran masing – masing tinggi  137
cm dan garis tengah  42 cm.
Batu Lumpang ( pecah dan hilang 1/5 bagian ) 1 buah dengan ukuran tinggi 25 cm, garis tengah  46 cm dan ketebalan  4  cm.
Sedangkan luas keseluruhan situs adalah , panjang 5 m dan lebar 4 m. Pengelolaan pemeliharaan  ditangani oleh  Ny. Karsinah selaku juru pelihara. Kondisi situs masih asli  dan terpelihara. ( Ditulis kembali oleh Legono. S.Pd Pamong Budaya Sejarah Dinbudpar Kab. Banyumas)

Saya sempat berkunjung ke lokasi situs Watu Guling di desa Datar Kec. Sumbang. dan memang masyarakat di sekitar masih tetap menjaga kelestarian dan keaslian peninggalan leluhur tersebut. menurut warga sekitar situs watu guling rame di kunjungi orang pada malam jumat kliwon. mereka yang datang ke situ bermaksud bedoa kepada Tuhan YME agar keinginan dan cita2nya tercapai. menurut pengamatan saya batu2 tersebut memang terasa energinya dan di sekitar watu lumpang ada tempat untuk sesaji.

di lokasi situs watu guling juga terasa nyaman, sejuk damai karena memang lokasinya di pedesaan. saya pun sempat bersantai di dalam situs tersebut. saya kesitu bermaksud melihat dan ingin nguri2 budaya peninggalan leluhur. kebetulan saya ke tempat lokasi itu pada siang hari jadi tampak jelas terkena pantulan sinar matahari batu tersebut.

Walloohu ‘Alam bishowab.

mari bersama melestarikan kebudayaan peninggalan leluhur.

mari bersama-sama saling mengingatkan dalam hal kebaikan. kita gapai kejayaan nusantara di era ini. jadikan negeri ini yang gemah ripah loh jinawi.

-<( kimangli )>-

Leave a comment